Minggu, 31 Januari 2010

Pembiayaan perbankan terhadap perusahaan berbasis SDA



Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Pasal 1 angka 11 UU No. 10 Tahun 1998). Dalam pasal 29 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998 juga disebutkan bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.
Faktor pemeliharaan lingkungan dan konservasi alam sangat mempengaruhi terhadap pembiayaan perbankan di bidang SDA karena sebagaimana yang telah kita ketahui, dalam memberikan kredit atau pembiayaan, bank tidak asal-asalan dalam memutuskan pemberian kredit. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan, bank mempunyai prinsip-prinsip tertentu antara lain prinsip kepercayaan, prinsip kehati-hatian, prinsip sinkronisasi, prinsip kesamaan valuta, prinsip perbandingan antara pinjaman dengan modal, prinsip perbandingan antara pinjaman dengan asset, prinsip 5 C, prinsip 5 P, dan prinsip 3 R (Dr. Munir Fuady, 2005, hlm.113). Dengan demikian, telah jelas bahwa sebelum organisasi atau perusahaan yang mengelola SDA mendapat pembiayaan, maka akan dianalisa terlebih dahulu mengenai kelayakan pemberian kredit. Sebagai contoh, suatu bank yang akan memberikan kredit atau pembiayaan terhadap organisasi perusahaan yang bergerak di bidang SDA, maka akan di analisa kelayakannya. Misalnya yang pertama, apakah perusahaan tersebut telah memperoleh ijin atau sertifikat pemeliharaan lingkungan dan konservasi alam atau belum. Apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang atau belum. Selanjutnya, dianalisa apakah debitur tersebut dapat dipercaya atau tidak. Kemudian, apakah penggunaan dananya digunakan untuk usaha yang positif dan ekonomis. Serta, pihak perbankan mendapatkan bagi hasil berapa persen dari penghasilan pengelolaan sumber daya alam tersebut.

Sabtu, 30 Januari 2010

Pemeliharaan Lingkungan dan Konservasi Alam

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah/dianalisa sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Melihat bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhannya sekarang ini banyak yang menggunakan teknologi modern yang tidak bisa dipungkiri akan membawa dampak terhadap lingkungan hidup yang terjadi yakni berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi atau social. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal maka akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora, maupun manusia itu sendiri. Oleh karena itu, pemeliharaan lingkungan dan konservasi alam sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis suatu organisasi perusahaan dan perlu dilakukan selain untuk mencegah dampak yang bakal timbul juga untuk memutuskan apakah usaha/kegiatan tersebut layak diteruskan. Hal ini mengacu pada AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL menurut PP Nomor 27 tahun 1999 pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak. Jika ya, maka akan diberikan alternative pencegahannya (Kasmir SE, MM. & Jakfar SE, MM, 2004, hlm.303-304). Menurut pemerintah, tidak semua jenis kegiatan melakukan analisis dampak lingkungan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2000 tanggal 21 Februari 2000). Salah satunya yaitu bidang pertambangan dan energi. Apabila perusahaan dalam mengelola SDA tidak sesuai dengan sertifikat pemeliharaan dan konservasi alam maka akan dievaluasi. Dan bila tidak bisa diatasi, maka izin pengelolaan SDA akan dicabut dan akan ditindak pidana sesuai dengan UU yang berlaku. Contohnya yaitu PT Newmont Minahasa Raya dimana telah melakukan pencemaran terhadap Teluk Buyat yakni dengan membuang limbah tambang ke laut sehingga berakibat pada kesehatan penduduk Buyat.

Jumat, 29 Januari 2010

Dan jangan katakan dirimu beriman sebelum teruji

Hujan baru saja lewat. Kedatangannya yang tidak terlalu lama sudah cukup untuk membuat bumi basah. Bahkan ia mampu mengerdilkan jiwa orang-orang yang lemah. Semangat melemah sebagaimana langit yang tidak lagi cerah. Jiwa dilanda gelisah sebagaimana mendung yang masih membuncah. Dada disesaki oleh masalah sebagaimana bumi yang diselimuti dingin. Teman, kita semua pasti pernah punya masalah. Bahkan kadang kita merasa terlalu banyak masalah yang tidak selesai-selesai. Setelah datang masalah yang satu, muncul masalah lainnya.

Teman, jangan pernah bersedih akan masalah karena masalah adalah cobaan hidup, cobaan dari Allah agar kamu semakin dewasa menjalani hidup.. Setiap napas adalah ujian, nikmat ujian, luka juga ujian. Dan tak ada satu pun manusia yang tak diuji, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam firmanNya :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

(Q.S. Al 'Ankabut :2)

Teman, maka dari itu, bersabarlah dalam menjalani kehidupan ini, seperti halnya seekor ulat yang bersabar di dalam kepompong, namun setelah itu usai, ternyata seekor ulat tadi tidak lagi memakan daun, tidak lagi harus merayap di atas daun / pohon bahkan ia bisa berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain dalam waktu yang relatif singkat dan yang dimakannya pun adalah sesuatu yang bersih yaitu sari-sari bunga, dan dirinya pun bermanfaat serta dinanti-nantikan kehadirannya oleh makhluk yang lainnya dalam sebuah proses pertumbuhan bunga yaitu proses serbuk sari.

Teman maka bersabarlah seperti halnya pohon, semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya, maka semakin dewasa seseorang, semakin banyak pula ujiannya. Dan yakinlah bahwa sesungguhnya “bersama kesulitan ada kemudahan. Bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6). Dan “ Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya “ (Q.S. Al-Baqarah: 286)

Teman, bersabar, bersabar dan tetap bersabarlah atas segala kenyataan hidup yang sangat pahit dan singkat ini.


Keep Istiqomah..