"mbak, carikan aku ya..", bisik Sani ditengah-tengah kuliah akuntansi zakat.
sejenak kuberpikir, "mm.. maaf, carikan apa ya san?". Sepertinya aku tahu arah pembicaraan Sani, tapi kubiarkan saja Sani mengungkapkan isi hatinya..
"insyaAllah aku sudah siap mb, aku mau minta tolong ma mbak supaya dicarikan ikhwan yang tepat buatku"
Aku lantas tersenyum, teringat biodata ikhwan yang kemarin aku kirimkan untuk kakak Sani.
"oh.. iya, insyaAllah, kasih biodata Sani ke saya y, nanti barangkali ummi Juda mau bantu"
"alhamdulillah, terima kasih mbak Intan"
"iya sama-sama. Eh San, kenapa ga sama salah satu ikhwan di kelas ini aja?", godaku pada Sani.
"ah embak, ga ada yang cocok. Kalau iya, menurut mbak siapa salah satu ikhwan di kelas ini yang cocok untukku?, tanya Sani sambil tersenyum.
"mm.. siapa ya, kalau sama Epi gimana?", kataku sambil melirik ikhwan yang sedang mengerjakan jurnal zakat di whiteboard.
"he.. ga cocok mbak, lagian si epi sudah punya"
"masak? kok Sani tau?", tanyaku heran.. perasaan ikhwan di kelasku ga ada yang pacaran.
"tau dong mbak.., pokoknya dia udah punya, yang lain deh"
"kalau sama Aa' Fatih?" menyebut nama yang satu ini, ada rasa yang menyelinap dalam hatiku..
"jangan sama A' Fatih ah, dia juga sudah punya. Lagian dia ga cocok buatku"
"lantas dia cocoknya sama siapa? Weni?" tebakku memancing..
"Weni? mm.. ga cocok mb.."
"kenapa ga cocok? mereka berdua kan sama-sama kalem.. pinter pula"
"justru itu ga cocok. A' Fatih tu cocoknya sama mbak Intan"
deg!pernyataan Sani membuatku kaget, tapi juga ada rasa senang.
"ah masak?, emang cocok ga-nya dapat diliat darimana?"
"nih, kalau sama Weni, karna sama-sama pendiem, jadi malah ga cocok. Karakter A' Fatih kan kalem tapi keras, so, butuh orang yang bisa ngimbangi A' Fatih. Kalau Weni kurang berani orangnya. Nah, kalau mbak Intan kan orangnya pemberani, selalu senyum dan periang, pinter juga.. jadi cocok"
"haha, ah kamu ada-ada saja", tawaku menyangkal pendapatnya. Namun dalam hatiku rasanya senang bukan main.
Kadang aku bingung dengan keadaan ini. Apakah ini yang dinamakan cinta? Akan tetapi rata-rata teman-temanku bilang, bahwa aku tidak pernah jatuh cinta.
Temanku pernah curhat kepadaku bahwa ia sangat mencintai seorang ikhwan sampai-sampai menangisinya tiap sepertiga malam. Sempat juga kutanyakan kepada teman akhwat yang lain. Katanya, memang benar intan, cinta memang seperti itu. Aku heran, kenapa menangis? Lanjutnya, itu adalah jalan terbaik. Ketika cinta tidak dapat diutarakan, itu membuat hati kita sakit.
Benarkah demikian? Itu berarti, rasa ini bukan cinta?
Teman yang lain bilang, bukan. Itu bukan cinta. Tapi hanya sekedar kagum. Lantas, apakah rasa kagum ini tidak dapat berbuah cinta?
Bisa, asal kau mampu memupuknya hingga berbuah.
Ya, aku hanya bisa menghela nafas. Mungkin memang ini hanya rasa kekagumanku. Sudahlah, meski sakit ketika mendengar nama ikhwan yang aku kagumi dijodoh-jodohkan dengan orang lain. Bahkan dengan sahabatku sendiri..
Wallahu'alam..
'Ya Allah, jika memang benar A' Fatih jodohku, maka dekatkanlah. Jika memang A' Fatih bukan jodohku, mohon jauhkanlah ia dariku..'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar